Perang dagang justru peluang bagi Indonesia mendapatkan harga beli yang menarik dibandingkan saat era sebelum kebijakan perang tarif As dengan China diberlakukan.
Perang dagang telah berkecamuk antara AS dan China yang telah memberlakukan tarif ratusan miliar dolar pada barang-barang satu sama lain, membebani ekonomi global.
Mahathir Mohamad menyebut negaranya yang bergantung pada ekspor, berpeluang terkena sanksi perdagangan di tengah meningkatnya proteksionisme dalam perang tarif Amerika Serikat (AS) dan China.
Bukti bahwa ketegangan masih tinggi antara kedua negara, Menteri Luar Negeri China, Wang Yi mengatakan Paman Sma sudah merusak kepercayaan antara kedua negara.
Setelah Amerika Serikat (AS)-China gencatan senjata
Pertumbuhan ekonomi China merosot pada 2019 ketika Beijing berjuang perang tarif dengan Washington
Selama pertemuan di Kementerian Luar Negeri China, Uni Eropa sudah diberikan jaminan formal bahwa kesepakatan AS-China sama sekali tidak akan memberikan pengaruh pada bisnis Eropa.
Keputusan baru akan memotong tarif menjadi 5% dari 10% sebelumnya, dan yang lain akan diturunkan menjadi 2,5% dari 5%.
Trump mengatakan, kemungkinan akan memutuskan hubungan antara kedua negara.
Hubungan Australia-China berada pada titik terendah sejak penumpasan Lapangan Tiananmen 1989, dengan Beijing memberlakukan serangkaian sanksi ekonomi terhadap produk-produk Australia.